Jeff Bezos: 5 Pelajaran untuk Entrepreneur

11 June 2021 • By admin_it

Jeff Bezos telah memimpin Amazon dari hari-harinya menjual buku secara online pada 1990-an hingga mengantarkan susu ke depan rumah konsumen hanya dalam satu jam pada 2018.

Melihat pencapaian Amazon saat ini, kita pasti berpikir bahwa Jeff Bezos tidak pernah melakukan kesalahan atau mengalami kegagalan, tapi pada faktanya adalah sebaliknya. Jeff Bezos juga membuat beberapa kesalahan di sepanjang proses berbisnis, tetapi itu tidak membuatnya putus asa.

5 pelajaran untuk entrepreneur
5 pelajaran dari Jeff Bezos untuk entrepreneur (Sumber: Freepik)

Dengan banyaknya kasalahan dan kegagalan yang dialami, membuat Bezos mempelajari banyak hal yang membantunya untuk sukses dalam hal kehidupan pribadi dan bisnisnya. Berikut adalah 5 pelajaran dari seorang Jeff Bezos untuk entrepreneur yang baru memulai atau telah menjalankan bisnis.

5 pelajaran Jeff Bezos untuk entrepreneur

Tempatkan pelanggan pada prioritas utama

Banyak sekali perusahaan yang menggaungkan prinsip customer based atau perusahaan yang menempatkan pelanggan pada prioritas utama, tapi nyatanya tidak benar-benar melakukannya. Sedangkan Amazon benar-benar menjalankannya.

Menempatkan pelanggan pada prioritas utama bukan hanya tentang pelayanan yang menyenangkan. Namun, lebih tentang menciptakan perusahaan yang orang tidak bisa hidup tanpanya.

Baca juga: 5 Prinsip Customer Service untuk Kepuasan Pelanggan

Takutlah pada pelanggan, bukan kompetitor

Takuti pelanggan, bukan pesaing.

Jangan takut dengan pesaing, karena mereka tidak akan pernah memberikan Sobat uang. Bezos pernah memberi tahu timnya. “Takutlah pada pelanggan, karena mereka adalah orang-orang yang punya uang.” Dengan kata lain, fokuskan kekhawatiran Sobat di tempat yang benar-benar penting.

Terus lakukan eksperimen

Jika Sobat bertanya kepada sebagian besar CEO, mereka akan memberi tahu Sobat bahwa eksperimen sangat penting untuk bisnis mereka. Begitulah inovasi baru lahir dan membuat mereka tetap kompetitif di pasar.

Perusahaan otomotif bereksperimen dengan konsep mobil mobil baru; perusahaan makanan bereksperimen dengan makanan dan rasa baru, perusahaan ritel bereksperimen dengan penempatan produk dan suasana toko, perusahaan obat bereksperimen dengan komposisi yang tepat, bahkan perusahaan teknologi memiliki “lab” seperti Google Labs.

Banyak perusahaan berkinerja tinggi, seperti Google, mengizinkan karyawannya bereksperimen. Bahkan tim olahraga pun bereksperimen dengan permainan dan/atau pemain baru. Eksperimen ada di mana-mana dan selalu terjadi.

Di Amazon sendiri, sudah menjadi budaya perusahaan untuk selalu melakukan percobaan. Dan adanya budaya ini bukan karena orang lain melakukannya, maka saya juga harus melakukan. Namun, lebih kepada pemikiran untuk membuat perusahaan terus memberikan pelayanan dan pengalaman yang baik kepada pelanggan.

Fokus pada tujuan besar

Memiliki tujuan besar itu baik, tapi yang akan menjadi tidak baik jika Sobat menjadi sangat kaku dalam proses meraih tujuan tersebut.

Sebagai contoh, jika Sobat visi Sobat adalah ingin membangun brand awareness yang kuat, ada banyak jalan untuk mencapai visi tersebut. Sobat tidak harus memaksakan berkolaborasi dengan influencer besar jika memang Sobat tidak memiliki budget-nya.

Sebagai alternatif lain, Sobat bisa menggunakan fitur iklan dalam platform Instagram ataupun berkolaborasi dengan influencer yang sesuai dengan budget yang Sobat miliki.

Dengan hanya memaksakan satu jalan untuk mencapai visi, malah akan membuat bisnis Sobat tidak berkembang, Seperti ungkapan ‘banyak jalan menuju Roma’, maka ada banyak jalan juga untuk meraih tujuan besar yang Sobat miliki.

Jangan takut dengan kritik

Sebagai seorang pemimpin, menerima kritik adalah salah satu keterampilan yang paling sulit namun paling penting untuk dipelajari. Ketika Jeff Bezos meluncurkan Amazon pada tahun 1994, ia banyak mendapatkan kritikan.

Para kritikus bertanya-tanya bagaimana dia bisa bersaing dengan competitor yang terlah lebih dulu mapan, selain itu banyak juga yang meramalkan kebangkrutan Amazon.

Namun, bukannya menghindar, Jeff Bezos memilih untuk menerima kritik. Sarannya: ketika Sobat dikritik, lihatlah ke cermin dan tanyakan kepada diri sendiri apakah kritik yang Sobat terima benar. Jika ya, ubah. Jangan menyangkal.

Kritik sebenarnya sangat penting untuk pengembangan personal dan bisnis Sobat. Karena Sobat tidak bisa menilai performa diri sendiri, maka Sobat membutuhkan kolega, atau karyawan yang dapat memberikan kritik membangun kepada Sobat.

Jadi, ketika seorang karyawan tepercaya, rekan kerja yang berharga, atau teman setia mendekati Sobat untuk memberikan kritik, ikuti saran Bezos. Setelah Sobat tenang, lihat ke cermin dan tanyakan pada diri sendiri apakah feedback yang Sobat terima benar atau tidak.

Itu dia 5 pelajaran dari Jeff Bezos untuk para pebisnis. Jika Sobat menyukai artikel ini dan tidak ingin ketinggalan artikel terbaru tentang bisnis serta tips&trik, Sobat dapat klik di sini.

Baca juga: Tips Sukses Berbisnis dari Nol ala Jack Ma

Bagikan kepada sobat lainnya

Download Aplikasinya

Enable Notifications OK No thanks