Pandemi COVID-19 masih terus berlangsung. Tidak hanya berbahaya dari segi kesehatan, pandemi ini juga sangat mengkhawatirkan dari sisi ekonomi. Berbagai negara telah mengalami resesi ekonomi mulai dari Korea Selatan, Jerman, Singapura, Perancis, Italia, hingga Amerika Serikat dan banyak negara lain yang diintai bahaya kejatuhan ekonomi ini. Lalu, sebenarnya apa itu resesi dan apa dampaknya bagi masyarakat, khususnya di Indonesia?

Sobat yang rajin mengikuti berita di televisi, media online maupun media sosial mungkin lebih sering mendengar istilah resesi beberapa waktu terakhir. Tidak mengherankan karena kabarnya, negara kita sedang di ujung tanduk resesi, lho, Sobat. Simak penjelasan mengenai apa itu resesi dan dampaknya bagi masyarakat di Indonesia:
Apa Itu Resesi?
Dilansir dari Forbes, (15/7/2020), resesi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Beberapa tanda sebuah negara mengalami resesi adalah jika produk domestik bruto negatif (PDB) berada di angka negatif, meningkatnya jumlah pengangguran, penurunan penjualan ritel, ukuran pendapatan, serta manufaktur yang berkontraksi untuk periode waktu yang panjang.
Indonesia yang berjuang menghadapi kemerosotan ekonomi akibat wabah COVID-19 sejak bulan Maret 2020 juga tidak luput dari ancaman resesi. Lalu, apa dampak resesi bagi masyarakat. Berikut beberapa hal yang akan terjadi jika resesi terjadi di Indonesia:
Negara yang mengalami resesi harus mati-matian berjuang memulihkan ekonominya. OrangSelama resesi, ekonomi berjuang, orang kehilangan pekerjaan, perusahaan membuat lebih sedikit penjualan dan output ekonomi negara secara keseluruhan menurun. Para ahli menyatakan resesi terjadi ketika ekonomi suatu negara mengalami: Resesi dianggap sebagai bagian tak terhindarkan dari siklus bisnis yang terjadi dalam perekonomian suatu negara.
Dampak Resesi
Daftar isi
Masyarakat kehilangan sumber pendapatan
Salah satu akibat yang paling awal dirasakan oleh masyarakat adalah hilangnya pendapatan akibat pemutusan hubungan kerja dan terputusnya sumber mata pencaharian. Perlambatan ekonomi memungkinkan perusahaan bangkrut dan melakukan pemutusan hubungan kerja bagi para karyawannya atau bahkan sampai menutup total perusahaan.
Jumlah pengangguran membludak
Sobat tentu sudah membaca berita mengenai peningkatan jumlah pengangguran selama COVID-19. Hal ini akan kian memburuk jika Indonesia mengalami resesi. Sebab, kelesuan pasar akan memengaruhi keputusan perusahaan dalam memangkas karyawan sehingga ancaman pemecatan besar-besaran akan kian menguat saat resesi. Jika pemecatan terjadi secara bersamaan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, maka jumlah pengangguran pun akan naik berkali-kali lipat.
Daya beli masyarakat turun
Sebagai imbas dari masyarakat yang kehilangan pendapatan, daya beli pun secara otomatis akan menurun. Orang akan makin berhati-hati dalam membelanjakan uangnya karena alokasi dana untuk kebutuhan sekunder akan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan primer terlebih dulu. Jika hal ini terjadi, maka ekonomi akan semakin melemah karena berbagai lini usaha akan terus mengalami penurunan pendapatan.
Kesenjangan sosial meningkat
Dampak lanjutan dari resesi yakni makin parahnya kesenjangan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Golongan menengah ke atas yang sudah memiliki pekerjaan dan pendapatan tetap serta aman dari resiko PHK, mungkin tidak terlalu merasakan dampak resesi. Namun bagi masyarakat kelas bawah yang menggantungkan hidup pada pekerjaan harian dan sektor tidak tetap akan semakin sulit memenuhi kebutuhannya dibandingkan waktu biasa.
Investasi
Pengaruh resesi selanjutnya adalah menurunnya investasi pada pasar keuangan, utamanya yang dilakukan oleh masyarakat. Tidak hanya karena daya beli masyarakat turun, namun juga pengaruh dari menurunnya nilai perusahaan atau aset tertentu. Dalam kondisi kemerosotan ekonomi di mana perusahaan bisa kapan saja collapse, masyarakat tentu akan ragu dalam melakukan investasi di pasar saham.
Meski dampak resesi bisa dibilang menakutkan, namun jangan panik dulu ya, Sobat. Yang terpenting, Sobat melakukan berbagai persiapan seperti menabung dan berhemat sebisanya untuk mengantisipasi hal-hal yang semakin tidak terduga ke depan. Ikuti juga perkembangan kabar terkini agar Sobat bisa lekas bertindak dan mengambil keputusan di saat yang tepat. Baca juga berbagai tips keuangan dan bisnis di sini.