“Eh, tau Clubhouse, nggak? Aplikasi baru tuh, udah coba pakai?” | “Minggu besok sepedaan, yuk? Kan lagi nge-trend lagi nih.” | “Eh, udah ikutan challenge xxx belum? Aku sih udah” | Eh, Unitedpay lagi ngadain giveaway nih, yuk ikutan.” yuk cari tau apa itu Fomo Marketing.
Apakah Sobat pernah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan seperti diatas? Yang apabila Sobat menjawab dengan “belum” membuat Sobat merasa ketinggalan tren? Jika iya, maka Sobat sedang mengalami FOMO.

FOMO (Fear of Missing Out) menurut kamus Oxford adalah perasaan cemas jika tidak mengikuti suatu peristiwa atau aktivitas menarik yang sedang menjadi tren. Suatu fenomena yang biasa sebenarnya, sampai perasaan cemas akan ketinggalan tren ini terlalu berlebihan. Karena pada dasarnya, tidak ada manusia yang ingin tertinggal di belakang.
Apa itu FOMO marketing?
Lalu bagaimana bisnis menyikapi fenomena FOMO ini? Fenomena FOMO jika dilihat dari kacamata marketing dapat menjadi strategi pemasaran yang ampuh untuk meningkatkan angka penjualan.
Penjelasannya adalah karena fenomena FOMO dapat membuat konsumen termotivasi untuk mengambil tindakan karena mereka tidak ingin melewatkan pengalaman yang luar biasa. FOMO merupakan pemicu umum yang telah digunakan sebagai strategi jitu untuk membuat konsumen Sobat bersemangat membeli produk atau jasa.
Disadari atau tidak, perasaan tidak ingin ketinggalan ini membuat banyak orang membeli produk saat ada diskon besar-besaran meskipun mereka tidak membutuhkannya sama sekali. Jadi sebagai pemasar, bagaimana Sobat dapat menggunakan FOMO untuk keuntungan merek Sobat sendiri?
Pemasaran FOMO memang dapat memicu ketakutan batin konsumen akan ketinggalan untuk membeli produk atau menggunakan jasa dan meningkatkan angka penjualan. Namun, jika Sobat tidak menerapkannya dengan benar, strategi ini dapat terlihat manipulatif dan dapat membuat pelanggan menjauh.
Berikut 5 cara menggunakan FOMO marketing yang dapat meningkatkan penjualan Sobat.
5 cara menggunakan FOMO marketing
Daftar isi
Ciptakan urgensi
Gagasan tentang urgensi bukanlah hal baru bagi pemasar, karena strategi tersebut memang selalu berhasil bekerja. Dari flash sale hingga stok barang terbatas, urgensi secara konsisten membujuk konsumen untuk membelanjakan lebih banyak uang. Perasaan urgensi akan memicu FOMO konsumen dan membuat mereka akan termotivasi untuk bertindak sebelum waktu habis.
Sebagai tambahan, untuk membuat perasaan urgensi semakin nyata, Sobat dapat menggunakan visual seperti penghitung waktu mundur interaktif atau mengirim serangkaian pengingat saat Sobat telah mencapai batas waktu flash sale.
Gunakan User-Generated Content dalam campaign Sobat
Sekitar 69% millennial melakukan pembelian karena FOMO yang dipicu dengan menyaksikan pengalaman pembelian orang lain. Oleh karena itu, membuat campaign yang menarik konsumen dan membuat mereka merasa memiliki pengalaman kolaboratif dengan brand Sobat adalah kunci untuk mendapatkan partisipasi mereka.
Dengan mengajak konsumen Sobat untuk berinteraksi dengan brand Sobat dan berbagi konten yang terkait dengan produk atau pengalaman mereka, Sobat akan menciptakan kesan FOMO pada konsumen Sobat yang lain. Taktik ini dapat membantu meningkatkan kesadaran dan loyalitas merek, juga menarik pelanggan baru.
Kutip selebriti atau influencer
Ketika seseorang dengan pengaruh atau ketenaran berbicara tentang produk Sobat, mengutip orang tersebut dapat memberikan dorongan yang signifikan untuk kampanye pemasaran FOMO Sobat. Sobat juga tidak membutuhkan selebritas kelas atas, tapi jika Sobat dapat bekerjasama dengan mereka, tentu akan lebih baik.
Mengapa selebriti atau influencer? Karena merekalah yang mendominasi percakapan di media sosial. Jika Sobat berencana untuk memadukan FOMO marketing dengan influencer marketing, pastikan Sobat memiliki kehadiran sosial yang solid di platform media sosial yang Sobat pilih.
Tulis salinan yang menarik
Bahasa sangat penting dalam hal pemasaran FOMO. Pilih diksi yang membuat konsumen merasa seolah-olah waktu hampir habis dan mereka akan kehilangan tawaran yang luar biasa.
Saat Sobat menyusun materi pemasaran, gunakan kata kerja dan kata sifat yang kuat untuk menanamkan FOMO pada target konsumen Sobat. Frasa seperti “jangan lewatkan ini” dan “selama persediaan masih ada” adalah contoh yang bagus, tetapi Sobat bisa menjadi lebih kreatif.
Pikirkan tentang target konsumen Sobat saat mendesain pesan FOMO. Misalnya, jika Sobat memasarkan kepada orang-orang yang menyukai game, gunakan jargon game untuk menyampaikan penawaran Sobat.
Kirim pemberitahuan kepada konsumen
Pemberitahuan juga dapat memicu FOMO, seperti push notification dari aplikasi belanja yang memberi tahu konsumen bahwa produk yang mereka inginkan hampir terjual habis.
Pemberitahuan dalam aplikasi dan email yang berisi konten interaktif sangat cocok untuk jenis strategi ini. Beri tahu pelanggan Sobat jika mereka kehabisan waktu untuk mendapatkan diskon besar untuk produk yang mereka sukai, atau jika stok menipis untuk item terbatas. Mereka akan takut ketinggalan dan termotivasi untuk bertindak sebelum terlambat.
FOMO marketing itu nyata. Begitu juga dengan FOMO itu sendiri. Jika Sobat membuat situasi dimana konsumen Sobat harus bertindak cepat untuk mendapatkan penawaran menarik yang mungkin tidak akan mereka dapatkan lagi, Sobat akan mendorong penjualan dan konversi.
Itu dia penjelasan mengenai FOMO marketing, definisi dan manfaatnya bagi bisnis. Setelah ini Sobat dapat membuat strategi FOMO Sobat sendiri yang disesuaikan dengan bisnis Sobat.
Jika Sobat ingin membaca artikel lain terkait bisnis ataupun tips&trik, Sobat dapat klik di sini.