Ramadan tahun ini sangat berbeda dari ramadan sebelumnya. Pasalnya, kita menjalani ibadah puasa dalam kondisi wabah COVID-19 (Corona) yang belum menunjukkan tanda-tanda penurunan kasus di Indonesia. Banyak hal khas ramadan yang tidak bisa kita lakukan saat ini seperti tarawih dan tadarus berjamaah di masjid, buka puasa bersama sekaligus reuni dan bahkan larangan mudik membuat kita tidak bisa merayakan idul fitri bersama keluarga. Banyak masyarakat yang masih ragu-ragu untuk menerapkan hal tersebut, padahal berbagai hal mengenai ibadah puasa bisa ditemukan di panduan beribadah saat ramadan selama COVID-19 dari Kemenag (Kementerian Agama RI) pada 14 April 2020 lalu.
Berbagai panduan menjalani ibadah puasa selama ramadan di masa COVID-19 dikeluarkan oleh Kemenag karena sebagai badan yang mengatur hal-hal berkaitan dengan keagamaan, Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia berwenang mengeluarkan panduan resmi untuk masyarakat Indonesia dalam menjalani bulan ramadan selama wabah COVID-19 berlangsung. Panduan ini tertuang dalam Surat Edaran No. 6 Tahun 2020. Lalu bagaimana isinya? Simak panduan ibadah ramadhan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441 H di tengah pandemi Covid-19 dari Kementerian Agama (Kemenag) di bawah ini:
Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441 H di Tengah Pandemi Covid-19 dari Kementerian Agama (Kemenag)
1. Umat Islam diwajibkan menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan dengan baik berdasarkan ketentuan fikih ibadah.
2. Sahur dan buka puasa dilakukan oleh individu atau keluarga inti, tidak perlu sahur on the road atau ifthar jama’i (buka puasa bersama).
3. Salat Tarawih dilakukan secara individual atau berjamaah bersama keluarga inti di rumah.
4. Tilawah atau tadarus Al-Qur’an dilakukan di rumah masing-masing berdasarkan perintah Rasulullah SAW untuk menyinari rumah dengan tilawah Al-Qur’an;.
5. Buka puasa bersama baik dilaksanakan di lembaga pemerintahan, lembaga swasta, masjid maupun musala ditiadakan.
6. Peringatan Nuzulul Qur’an dalam bentuk tablig dengan menghadirkan penceramah dan massa dalam jumlah besar, baik di lembaga pemerintahan, lembaga swasta, masjid maupun musala ditiadakan.
7. Tidak melakukan iktikaf di 10 (sepuluh) malam terakhir bulan Ramadan di masjid/musala.
Selain memberikan berbagai saran dan panduan menjalani ibadah selama ramadan di masa COVID-19, Kemenag juga mengeluarkan panduan menyambut Idul Fitri.
8. Pelaksanaan Salat Idul Fitri yang lazimnya dilaksanakan secara berjamaah, baik di masjid atau di lapangan ditiadakan, untuk itu diharapkan terbitnya Fatwa MUI menjelang waktunya.
9. Agar tidak melakukan kegiatan sebagai berikut:
- Salat Tarawih keliling (tarling);
- Takbiran keliling. Kegiatan takbiran cukup dilakukan di masjid/musala dengan menggunakan pengeras suara;
- Pesantren Kilat, kecuali melalui media elektronik.
10. Silaturahim atau halal bihalal ketika hari raya Idul Fitri, bisa dilakukan melalui media sosial dan video call/conference.
11. Pengumpulan Zakat Fitrah dan/atau ZIS (Zakat, Infak, dan Shadaqah):
- Mengimbau kepada segenap umat muslim agar membayarkan zakat hartanya segera sebelum puasa Ramadan sehingga bisa terdistribusi kepada Mustahik lebih cepat.
- Bagi Organisasi Pengelola Zakat untuk sebisa mungkin meminimalkan pengumpulan zakat melalui kontak fisik, tatap muka secara langsung dan membuka gerai di tempat keramaian. Hal tersebut diganti menjadi sosialisasi pembayaran zakat melalui layanan jemput zakat dan transfer layanan perbankan.
- Organisasi Pengelola Zakat berkomunikasi melalui unit pengumpul zakat (UPZ) dan panitia Pengumpul Zakat Fitrah yang berada di lingkungan masjid, musala, dan tempat pengumpulan zakat lainnya yang berada di lingkungan masyarakat untuk menyediakan sarana untuk cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan alat pembersih sekali pakai (tissue) di lingkungan sekitar.
- Memastikan satuan pada Organisasi Pengelola Zakat, lingkungan masjid, musala dan tempat lainnya untuk melakukan pembersihan ruangan dan lingkungan penerimaan zakat secara rutin, khususnya handel pintu, saklar lampu, komputer, papan tik (keyboard), alat pencatatan, tempat penyimpanan dan fasilitas lain yang sering terpegang oleh tangan. Gunakan petugas yang terampil menjalankan tugas pembersihan dan gunakan bahan pembersih yang sesuai untuk keperluan tersebut.
- Mengingatkan para panitia Pengumpul Zakat Fitrah dan/atau ZIS untuk meminimalkan kontak fisik langsung, seperti berjabat tangan ketika melakukan penyerahan zakat.
12. Penyaluran Zakat Fitrah dan/atau ZIS (Zakat, Infak, dan Shadaqah):
- Organisasi Pengelola Zakat, Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dan panitia Pengumpul Zakat Fitrah dan/atau ZIS yang berada di lingkungan masjid, musala dan tempat pengumpulan zakat lainnya yang berada di lingkungan masyarakat untuk menghindari penyaluran zakat fitrah kepada Mustahik melalui tukar kupon dan mengadakan pengumpulan orang.
- Organisasi Pengelola Zakat Fitrah dan/atau ZIS yang berada di lingkungan masjid, musala dan tempat pengumpulan zakat lainnya yang berada di lingkungan masyarakat untuk menghindari penyaluran zakat fitrah kepada Mustahik melalui tukar kupon dan mengumpulkan para penerima zakat fitrah.
- Organisasi Pengelola Zakat, Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dan panitia Pengumpul Zakat Fitrah dan/atau ZIS yang berada di lingkungan masjid, musala dan tempat pengumpulan zakat lainnya yang berada di lingkungan masyarakat untuk melakukan penyaluran dengan memberikan secara langsung kepada Mustahik.
- Organisasi Pengelola Zakat, Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dan panitia Pengumpul Zakat Fitrah atau ZIS yang berada di lingkungan masjid, musala dan tempat pengumpulan zakat lainnya yang berada di lingkungan masyarakat untuk pro aktif dalam melakukan pendataan Mustahik dengan berkoordinasi kepada tokoh Masyarakat maupun Ketua RT dan RW setempat.
13. Petugas yang melakukan penyaluran zakat fitrah dan/atau ZIS agar dilengkapi dengan alat pelindung kesehatan seperti masker, sarung tangan dan alat pembersih sekali pakai (tissue).
14. Dalam menjalankan ibadah Ramadan dan Syawal, seyogyanya masing-masing pihak turut mendorong, menciptakan, dan menjaga kondusifitas kehidupan keberagamaan dengan tetap mengedepankan ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah.
15. Senantiasa memperhatikan instruksi Pemerintah Pusat dan Daerah setempat, terkait pencegahan dan penanganan Covid-19.
Seperti itulah daftar panduan ibadah ramadan selama wabah COVID-19 dari Kemenag. Sedih memang, karena kita tidak bisa menjalani bulan ramadan dengan suasana seperti biasanya. Namun, panduan ini diberitakan tentu dengan pertimbangan kemaslahatan umat. Jadi, yuk, sama-sama mendisiplinkan diri melakukan panduan puasa dan idul fitri dari Kemenag ini.
Semoga Sobat selalu sehat di manapun berada dan bisa bertemu dengan ramadan di tahun depan, tentunya dengan kondisi yang sudah membaik dibandingkan tahun ini. Marhadan yaa ramadan. Baca juga tips untuk tetap produktif selama WFH di bulan puasa di sini.