Pandemi Corona atau COVID-19 secara langsung menggoyang kondisi ekonomi. Tidak hanya perusahaan-perusahaan besar, sektor usaha kecil yang paling terancam. Sektor industri yang bersifat komunal dan mengandalkan kerumunan, harus dihentikan sementara.

Hal ini tentu disebabkan oleh adanya berbagai kebijakan yang dilakukan para pengusaha maupun perusahaan sebagai bentuk dukungan terhadap aturan pemerintah mengenai pencegahan persebaran virus ini. Meski hampir semua sektor bisnis mengalami penurunan grafik laba di masa krisis, namun ada beberapa sektor usaha yang malah harus berhenti total di tengah krisis pandemi Cotona ini. Lalu, apa saja sektor bisnis yang telah berhenti beroperasi karena COVID-19? Simak ulasan di bawah ini.
5 Bisnis yang Macet karena COVID-19
Daftar isi
Konser Musik
Salah satu pihak yang mendulang kerugian besar karena COVID-19 adalah penyelenggara konser musik. Pasalnya, pemerintah telah sepenuhnya melarang total segala acara yang melibatkan kerumunan banyak orang. Konser musik yang dihadiri oleh ratusan hingga ribuan orang tentu tidak mungkin diadakan dalam kondisi genting seperti ini. Hal ini pula yang menyebabkan festival musik lokal hingga dunia mengundur acara tahunan mereka hingga pandemi COVID-19 ini berlalu. Beberapa festival musik besar yang telah mengundur acara mereka diantaranya festival musik Coachella, Head in Clouds, hingga The South by Southwest (SXSW).
Wedding Organizer
Salah satu sektor bisnis yang juga berhenti total karena COVID-19 adalah bisnis wedding organizer atau perencana pernikahan. Pasalnya, resepsi pernikahan yang biasanya menghadirkan ratusan hingga ribuan orang, tentu tidak diperbolehkan diadakan dalam kondisi pandemi seperti ini. Potensi penularan sangat besar sehingga pada 21 Maret 2020 lalu, Kementerian Agama (Kemenag) pun mengeluarkan protokol layanan pernikahan yang membatasi total peserta yang hadir dalam satu ruangan tidak lebih dari 10 orang.
Tur dan travel
Kondisi penyebaran yang kian memburuk serta makin bertambahnya pasien positif COVID-19 membuat pemerintah melakukan tindakan tegas dengan menutup tempat-tempat pariwisata. Berbagai tempat wisata mulai dari pantai, gunung, hingga situs-situs bersejarah seperti candi dan monumen ditutup sementara untuk publik demi mencegah masyarakat tetap datang dan berpotensi saling menularkan satu sama lain. Hal ini tentu berimbas pada bisnis tur dan travel yang selama ini mengandalkan kebutuhan orang berwisata sebagai komoditasnya. Dengan adanya pandemi COVID-19, bisnis tur dan travel ini terpaksa harus macet total.
Finance (Pembiayaan)
Salah satu sektor usaha yang mengalami kemacetan cukup parah adalah sektor finance atau pembiayaan alias kredit. Wabah COVID-19 membuat pembelian masyarakat secara umum menurun dan berimbas pada menurunnya pendapat pengusaha pada umumnya. Alhasil, orang-orang yang memiliki kredit pun terhalang untuk membayar kewajiban kreditnya sebagaimana biasa. Hal ini menyebabkan terjadinya non performing credit atau NPC atau yang biasa disebut kredit macet. Meski demikian, mengingat kondisi yang genting, peningkatan NPC di berbagai perusahaan berbasis pembiayaan akan disesuaikan ulang.
Pusat perbelanjaan
Sebagai tempat hiburan dan belanja, mall alias pusat perbelanjaan tiap harinya dikunjungi ribuan orang. Dengan adanya pandemi COVID-19, masyarakat diimbau untuk tidak keluar rumah apalagi mengunjungi pusat perbelanjaan yang penuh keramaian seperti mall. Beberapa mall di Jakarta seperti Plaza Indonesia pun ditutup. Tidak hanya terjadi di mall yang merupakan pusat perbelanjaan modern, pasar sebagai pusat perbelanjaan tradisional pun mengalami dampak COVID-19.
Itu dia, Sobat, lima sektor bisnis yang terpaksa macet karena pandemi COVID-19. Selain bisnis ini, hampir sebagian besar sektor bisnis goyah karena serangan COVID-19. Karenanya, mari kita bantu penghentian persebaran COVID-19 ini dengan tetap di rumah dan meminimalisir kegiatan di luar. Semoga setelah pandemi ini berlalu, berbagai sektor bisnis yang terpuruk akan bisa bangkit kembali.